Pada
kehidupan keseharian kita melihat dan merasakan diri kita berbeda dengan orang
lain. Keberagaman adalah
anugerah, membuat hidup kita menjadi indah berwarna-warni. Keberagaman individu mempengaruhi proses
pendidikan dan pembelajaran. Stimulasi
pendidikan dan pembelajaran yang sama tidak menghasikan perilaku hasil belajar
yang sama karena pebedaan kondisi dari peserta didik itu sendiri dengan latar
belakang yang beraneka macam.
* keragaman individu : - Sifat
- Watak
- Hasrat/keinginan
- Perilaku
- Cita-cita
Manusia diciptakan Allah berbeda
satu sama lain, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal mengenal
dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di atas muka bumi sebagaimana tertulis dalam
Q.S Al Hujurat ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Dari
ayat tersebut diketahui bahwa Allah SWT pun mengakui adanya perbedaan atau
keragaman di antara manusia yang satu dengan yang lainnya sebagai individu. Sebagai
contoh sederhana dari sekian milyar orang di dunia ini tak satu pun yang
mempunyai sidik jari yang sama meskipun saudara kembar sekalipun.
Keberagaman individual adalah rentang
perbedaan intraindividual dan interindividual dalam ciri dan atribut fisik,
kemampuan, minat, ciri dan kepribadian, pengalaman belajar dan pengalaman
lingkungan rumah yang berdampak pada perilaku dan perkembangan. Perbedaan
bersifat unik dan khas pada setiap individu sehingga setiap individu berbeda
dari individu yang lain.
Di dalam kehidupan bermasyarakat
atau individu-individu dibeda-bedakan berdasarkan cirri-ciri tertentu.
Misalnya, orang dibedakan berdasarkan ciri-ciri fisik ( kulit kuning, kulit
putih, kulit hitam ) profesi, kebudayaan dan sebagainya. Dalam ilmu social,
khususnya sosiologi, penggolongsn atau pengelompokan semacam ini disebut
diferensiasi social (keragaman sosial). Hal ini berawal dari adanya keragaman
individu-individu sebagai penyusun kelompok atau suatu komunitas.
* keragaman sosial : - ras
- status sosial
- agama
- budaya
- pendidikan
- tempat tinggal
Setiap kehidupan bersama tentu akan
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi dan dasarnya sangat sederhana, yaitu bahwa
setiap orang memiliki potensi yang berbeda dengan orang-orang lainnya, baik
dasar pengetahuan, pertimbangan, orientasi kepentingan, ataupun pengalaman.
Keluarga, sebagai unit terkecil dari suatu kesatuan sosial, tidak selalu ada
dalam keseimbangan, walaupun kedudukan-kedukan, peranan-peranan, serta
nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalamnya diatur secara jelas; dalam
keluarga, kontrol sosial antara anggota
satu terhadap anggota lainnya relatif dapat dilaksanakan dengan mudah, tetapi
tidak jarang terjadi pertentangan-pertentangan yang akhirnya menimbulkan
hilangnya keutuhan keluarga yang berangkutan, apalagi bila diimplementasikan
dalam bentuk pengelompokkan yang lebih besar, tetangga, masyarakat, terlebih
masyarakat multikultural. Perbedaan-perbedaan sukubangsa, agama, adat istiadat,
dan kedaerahan seringkali disebut sebagai ciri masyarakat yang besifat majemuk.
Bila dalam suatu komunitas tertentu
atau masyarakat tidak mampu menjalin komunikasi antar sesama aspek di dalamnya
maupun dengan anggota komunitas lainnya maka akan melahirkan konflik yang akan
menghasilkan ketidakharmonisan dan disintegrasi sosial. Pentingnya saling memahami diantara
kepentingan kelompok untuk mewujudkan kepentingan bersama yang lebih luas cakupan aspek serta
objek yang menyeluruh dalalm hidup berbangsa dan bernegara. Dari konflik-konflik inilah akan menjadikan
perpecahan, saling ejek, hingga bisa menimbulkan penyakit budaya yang mengakar
dalam kelompok tertentu. Macam-macam penyakit budaya diantaranya:
1. Etnosentrisme
yaitu
anggapan suatu kelompok tertentu yang merasa kebudayaannya
yang
paling benar dan kebudayaan yang lain salah.
2. Stereotype
yaitu
pandangan tentang sekelompok
orang yang didefinisikan karakternya kedalam grup. Pandangan tersebut bisa
bersifat positif atau negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat
distereotipkan sebagai bangsa yang ramah atau tidak ramah.
Biasanya ciri-ciri dalam
stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang batak
kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit dan orang
madura suka berkelahi.
3. Rasisme
Menurut
koentjaraningrat, ras adalah golongan manusia yang menunjukkan berbagai
ciri-ciri lahiriah (morfologi) atau ciri-ciri anggota tubuh yang dapat diukur
(ciri fenotip kuantitatif). Ciri fisik ini antara lain warna kulit, jenis rambut,
bentuk hidung, bentuk mata dan sebagainya.
4. Scope goating
yaitu
kecenderungan menyalahkan piha lain (mengkambing hitamkan pihak lain).
5. Prasangka
Untuk
mencegah penyakit budaya terus berkembang maka perlu dilakukan upaya-upaya
penyembuhan penyakit budaya tersebut, di antaranya:
1. Dialog / meminimalkan miscommunication dengan
orang lain dan membangun
hubungan dengan beragam orang.
2. Mengakui sekaligus menerima adanya keragaman
3. Humanisme / unity (persatuan)
Dalam berkehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara supaya bisa hidup berdampingan, selaras, dan harmonis
perlu diakui adanya persamaan dan kesetaraan. Dari kesetaraan inilah muncul
adanya paham demokrasi yang kemudian diadopsi sebagai sebuah sistem
pemerintahan suatu negara yang mengakui adanya kedudukan dan perlakuan yang
sama bagi setiap warganya. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Istilah
demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos”
yang berarti rakyat dan “cratos”
yang berarti kekuasaan.
Adapun prinsip-prinsip demokrasi diantaranya:
1. Persamaan
di depan hukum (equality for the law)
2. Transparansi (keterbukaan dalam menjalankan
pemerintahan)
3. Musyawarah mufakat (melalui perwakilan dalam
parlemen)
4. Persamaan hak politik (hak memilih dan
dipilih)
5. Nilai-nilai toleransi (kebebasan beragama,
ekonomi, pendidikan, dan lain-lain)
6. Adanya jaminan Hak Asasi Manusia (HAM)
Di
Indonesia demokrasi ditujukan untuk keadilan dan mensejahterakan seluruh bangsa
Indonesia.
Kesimpulan:
Keragaman
adalah suatu keniscayaan yang harus diterima dan sudah merupakan kodrat yang
diberikan Tuhan. Bila ada orang yang tidak mengakui adanya keragaman berarti
menolak dan tidak mengakui nilai-nilai Ketuhanan.
Komentar
Posting Komentar